Sabtu, 12 Januari 2013

Tanggapan-tanggapan dihapusnya pelajaran TIK SMP

Tanggapan-tanggapan baik pro dan kontra tentang dihapusnya Mata Pelajaran TIK di SMP :

 Beberapa hari setelah rencana perubahan kurikulum terungkap telah menimbulkan beragam reaksi yang cukup intensif. Salah satunya adalah mengenai rencana penghapusan mata (mapel) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada jenjang pendidikan SMP.
Berdasarkan pengamatan langsung maupun tidak langsung, terutama melalui media, dapat dikemukakan bahwa hampir sebagian besar opini publik menolak rencana penghapusan mapel TIK SMP. 

Sebaliknya, hampir tidak pernah terdengar atau tercatat mengenai pendapat atau opini publik yang menyatakan persetujuan atas penghapusan mapel TIK secara tegas dengan alasan yang meyakinkan.
Alasan Kemdikbud yang akan mengintegrasikan TIK ke dalam semua mata pelajaran dianggap publik sebagai alasan yang tidak kuat dan tidak cukup berdasar. Menurut mereka, perlu dibedakan antara TIK sebagai media pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dengan TIK sebagai salah satu materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa.

“Mengapa TIK dihapuskan? Alasannya TIK sudah menjadi media dalam proses pembelajaran. Penggunaan TIK sebagai media pembelajaran itu adalah porsinya guru, sedangkan TIK sebagai mapel itukan porsinya siswa. Jadi enggak nyambung deh alasannya,” komentar salah seorang pembaca Blog Srie yang tidak menulis identitas namanya.
 
Kontra 4 Alasan
Menilik kembali empat alasan utama yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum sebagaimana diungkap oleh Mendikbud saat presentasi di hadapan Wapres Boediono, pertengahan November lalu, agaknya penghapusan mapel TIK justru dinilai sebagai sesuatu yang bertentangan. Dalam alasan terkait tantangan dan kompetensi masa depan, antara lain disebutkan bahwa ke depan kiat kuat pengaruh kemajuan TIK dan kian dibutuhkannya kompetensi seseorang yang lebih kompetitif.
Begitu pula alasan fenomena negatif yang berkembang, seperti tawuran dan persepsi publik yang agak miring terhadap kurikulum saat ini, justru bertolak belakang dengan kenyataan hadirnya mapel TIK. Perlu dicatat, bahwa kompetensi di bidang TIK akan bisa memicu kreativitas anak sehingga akan lebih mungkin dapat diarahkan dalam mengembangkan berbagai kegiatan yang lebih positif dan kreatif.
“Justru dengan adanya guru TIK, saya bisa mengarahkan murid-murid dalam pembelajaran TIK untuk menarapkan hal-hal yang positif,” ujar M. Andi Priyanto.
Sementara itu, persepsi publik yang menganggap muatan kurikulum dirasakan memberatkan anak didik justru sama sekali tidak dirasakan oleh para siswa terhadap mapel TIK. Hampir sebagian besar murid SMP sangat menyayangkan bila mapel TIK dihapuskan. Alasannya, justru karena mapel ini dianggap mapel favorit oleh mereka.

Konstruksi Pengetahuan TIK
Seorang guru TIK memberikan tambahan argumentasi mengenai tidak berdasarnya alasan penghapusan mapel TIK. Menurutnya, TIK tidak boleh dimaknai sekadar guru bisa mengoperasikan powerpoint dalam slide projector atau murid bisa berselancar di internet. Bila pemaknaannya seperti ini, maka guru dan apalagi siswa di Indonesia hanya akan menjadi konsumen atau user teknologi. Justru, seharusnya generasi muda kita menjadi kreator yang ikut menciptakan banyak produk teknologi, terutama yang terkait dengan TIK, baik dalam arti hardware maupun software.
“Kalau sampai TIK dihapuskan, tandanya Indonesia hanya ingin menjadikan siswa sebagai user, karena siswa hanya mengerti penggunaannya saja, tanpa memahami seluk beluk software, dan kemungkinan akan tertinggal perkembangan teknologi yang terus update…,” kata pembaca Blog Srie. 9 (saya setuju dengan ini)
Pembaca lainnya mengatakan hal yang hampir senada, misalkan berikut ini:
“Pak Menteri, siapa yang akan menuntun anak didik mengikuti perkembangan TIK, upgrade TIK tidak pernah berhenti. Tetapi banyak yang harus dipelajari di sana. Generasi kita tidak hanya mengunduh saja, tapi harus menciptakan. Anak-anak kita kelak bukan hanya sebagai pemakai teknologi komputer, tetapi harus diantar supaya bisa “create” dalam istilah pemrograman,” ujarnya.
Untuk keperluan inilah, maka sejak dini perlu diperkenalkan TIK kepada para siswa di Indonesia. SMP adalah jenjang pendidikan yang dianggap sangat tepat untuk memulai membangun konstruksi pengetahuan mengenai TIK. Bukankah telah banyak siswa SMP yang kini telah berhasil menghasilkan karya mengagumkan di bidang TIK di saat usianya masih muda?
Penghapusan TIK SMP, dengan demikian merupakan langkah mundur bagi pendidikan nasional dan memperburuk masa depan Indonesia di dunia internasional. Jika, alasan penyederhanaan kurikulum, alangkah lebih baik lagi bila dipertimbangkan bukan mapel TIK yang dihapus.
Alokasi Jampel
Keterbatasan jam belajar, amat mungkin dapat diperoleh dari alokasi jam pelajaran Ijampel) lainnya. Pada draft kurikulum SMP terjadi peningkatan pada mapel Agama, PPKN, Penjaskesor, dan Seni Budaya dari sebelumnya masing-masing 2 jampel menjadi 3 jampel. Ada juga tambahan 4 jampel untuk mapel baru bernama Prakarya.
Artinya, mengapa tidak dipertimbangkan sebagian jampel tersebut dialokasikan untuk jampel TIK yang justru dianggap memiliki nilai lebih, baik secara praktis maupun strategis yang dirasakan langsung oleh siswa, orang tua, guru dan masyarakat?
Akhirnya, mumpung masih dalam tahap uji publik, terutama terkait dengan mapel TIK, kepada pihak Kemendikbud. Penyampaian tanggapan tersebut dapat dilakukan secara online melalui alamat situs resmi milik Kemendikbud, yakni : http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id./.